RSS

Makalah Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Pada Kala III

MAKALAH
MEMBERIKAN ASUHAN PADA IBU BERSALIN PADA KALA III
41572_161490568262_367699_n
 







Disususun Oleh :
Kelompok 3
Ayu Dinda Hadriyani Purwaningsih
Dahlina Rahmawati
Dana Astria Oktavianti



KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Pada Kala III”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Jakarta, September 2014

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Fase pengeluaran plasenta dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi/marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.

1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana pemantauan ibu pada kala III?
Apa saja kebutuhan ibu pada kala III?
Apa saja management kala III menurut 7 langkah varney?

1.3  Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan II sekaligus menambah pengetahuan tentang memberikan asuhan pada ibu bersalin pada kala III.



BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pemantauan Kala III
1.      Kontraksi
Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan manajemen aktif kala III ( ketika Ptt), sampai dengan sesaat setelah plasenta lahir. Pemantauan kontraksi dilanjutkan selama satu jam berikutnya dalam kala IV.
Penanganannya:
·         Memberikan oksitosin dengan segera
·         Lakukan penengan tali pusat ( PTT ) dengan cara: satu tangan diletakan pada korpus uteri tepat diatas simfisis phubis. Selama berkontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorsol kranial tangga yang satu memengang tali pusat dengan klem 5 - 6 cm di depan vulva jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit) selama kontraksi, lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan uterus.
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi tangan pada uterus merasakan kontraksi ibu dapat juga memebritahu petugas ketika iya merasakan kontraksi ketika uterus sedang tidak berkontraksi tangan petugas dapat tetap berada pada uterus tetapi bukan melakukan PTT. Ulangi langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai plasenta terlepas.
·         Pemijatan uterus ketika plasenta lahir.
Setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan kontraksi untuk menggurangi pengeluaran darah mencegah perdarahan. 



2.      Robekan Jalan Lahir
Selama melakukan PTT ketika tidak ada kontraksi, bidan melakukan pengkajian terhadap robekan jalan lahir dan perinium. Pengkajian yang dilakukan seawal mungkin sehingga bidan dapat segera menentukan derajat robekan dan teknik jahitan yang tepat yang akan digunakan sesuai dengan kondisi pasien. Bidan memastikan jumlah darah yang keluar adalah akibat robekan jalan lahir atau karena pelepasan plasenta.
Robekan yang terjadi bisa ringan ( lecet , laserasi), luka episiotomi, robekan perineum spontan derajat ringan sampai ruptur perinei totalitas ( sfingter ani terputus) robekan pada dinding vagina, forniks teri, serfviks, daerah sekitar klitoris dan uretra dan bahkan terberat ruptura teri. Oleh karena itu, pada setiap persalinan hendaklah dilakukan inspeksi yang teliti untuk mencari kemungkinan  adanya robekan ini. Perdarahan yang terajadi pada kontraksi uterus baik, biasanya, karena adanya robekan atau sisanya plasenta.pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara melakukan inspeksi pada vulva, vagina, dan servis, dengan memakai spekulum untuk mencari sumber perdarahan dengan irik warna darah yang merah segar dan pulsatif sesuai dengan denyut nadi. Perdarahan karena ruptura teri dapat diduga pada persalina macet atau Asep, atau uterus dengan lokus minoris resisntensia dan adanya atonia uteri dan tanda cairan bebas intraabdominal. Semua sumber perdarahan terbuka harus diklem, diikat, dan luka ditutup dengan jahitan cat- gut  lapis demi lapis sampai perdarahan berhenti.
Teknik pejahitan memerlukan asisten,  anestesi lokal, penerangan lampu yang cukup serta spekulum dan memperhatikan kedalaman  luka. Bila penderita kesakitan dan tidak kooperatif, perlu mengundang sejawat anestesi untuk ketenangan dan keamanan saat melakukan homeostasis.



3.      Robekan perinium
Robekan perinium di bagi atas 4 tingkat :
·         Tingkat 1 : robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perinium.
·         Tingkat 2 : robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis, tetapi tidak mengenai sfingter ani.
·         Tingkat 3 : robekan menganai perinium dengan otot sfingter ani.
·         Tingkat 4 : robekan mengenai perinium sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum.

4.      Tanda –tanda vital dan Hygiene
Tanda vital ibu diperiksa :
2 sampai 3 kali dalam 10 menit pertama, setiap 15 menit  pada satu jam pertama, setiap 20 sampai 30 menit pada jam ke dua.
Hygiene :
Menjaga kebersihan tubuh pasien terutama didaerah Genetalia sangat penting dilakukan untuk menggurangi kemungkinan kontaminasi terhadap luka robekan jalan lahir dan kemungkinan infeksi intrauterus.  Pada kala III kondisi pasien sangat kotor akibat pengeluaran air ketuban, darah, atau feces saat proses kelahiran janin. Setelah plasenta lahir lengkap dan dipastikan tidak ada perdarahan, segera keringkan bagian bawah pasien dari air ketuban dan darah. Pasang pengalas bokong yang sekaligus berfungsi sebagai penampung dara ( underped) jika memang dipertimbangkan untuk menampung darah yang keluar untuk kepentingan penghitungan volume darah, maka pasang bengkok dibawah bokong pasien.



B.   Kebutuhan Ibu Pada Kala III

1.      Dukungan mental dari bidan atau keluarga atau  pendamping.
2.      Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui.
3.      Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan
4.      Penjelasan mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk plepasan dan kelahiran plasenta.
5.      Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketuban.
6.      Hidrasi. 

C.   Manajemen Kebidanan Kala III Menurut 7 Langkah Varney
PENGKAJIAN
1.      Data Subjektif
a.       Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir
b.      Pasien mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran
c.       Pasien mengatakan bahwa plasenta belum lahir.
2.      Data Objektif
a.       Jam bayi lahir spontan
b.      Perdarahan vagina
c.       TFU
d.      Kontraksi uterus: itensitasnya ( kuat, sedang, lemah, atau tidak ada ) selama 15 menit pertama.

INTERPRETASI DATA
Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III beserta kondisi normalnya dan mengkaji  adanya diagnosis masalah atau tidak.



DIAGNOSIS POTENSIAL
Pada langkah ini bidan memprediksi apakah kondisi pasien sebelumnya mempunyai potensi untuk meningkat ke arah kondisi yang semakin buruk.

ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Dilakukan jika ditemuka diagnosis potensial

PERENCANAAN
1.      berikan pujian kepada pasien atas keberhasilannya dalam melahirkan janinnya
2.      lakukan manajemen aktif kala III
3.      Pantau kontraksi uterus
4.      beri dukungan metal pada pasien
5.      berikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien dan pendamping agar pres pelahiran plasenta lancar.
6.      jaga kenyamanan pasien dengan menjaga kebersihan tubuh bagian bawah
( perinium)

EVALUASI
Menggambarkan hasil  pengamatan terhadap keefektifan asuhan yang diberikan. data yang tertulis pada tahap ini merupakan data fokus untuk kala berikutnya yang mencakup data subjektif dan objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Buku asuhan kebidanan pada ibu bersalin penerbit Salemba Medika hal 165
Ilmu kebidanan Sarwono Prawihardjo hal 526, 2012
Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2011 hal N-19
IBI, hal 463.
Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal hal 43



Jangan lupa check my instagram @shoppeshop30
Ada kuota XL murah dan outfit terbaru looh
Follow, like, and share. Gomawo :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment