SATUAN ACARA
PENYULUHAN (SAP) OSTEOPOROSIS
- Bidang
Studi : Penyakit Degeneratif
- Topik :
Osteoporosis
- Sub Topik :
Cara Mencegah Osteoporosis
- Sasaran :
Lansia
- Hari/ Tanggal :
- Jam :
16.00 WIB
- Waktu :
30 menit
- Tempat :
Balai Desa
- LATAR BELAKANG MASALAH
Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas
hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh ada
umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan
menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua,
di bawah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data
internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia
mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan
mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis
di Indonesia sudah dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7%
dari populasi.
Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Puslitbang) Bogor, yang melakukan penelitian dari tahun 1999 – 2002 pada
beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima perempuan
mengalami osteoporosis pada usia memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki umur 55
tahun. Kejadian osteoporosis lebih tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan
dengan laki-laki (14,8 %). ( Siswono, 2003 )
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai
penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang
mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang,
jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati
sedikit demi sedikit.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai
faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat,
kurang gerak/tidak berolah raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang
kurang akibat kurangnya akibat akti vitas fisik yang dilakukan sehari-hari
mulai anak-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan
tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis.
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya
dengan kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang,
seperti Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi
beberapa hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa
osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur
aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun terakhir
adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar akan muncul
juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti yang
terjadi pada osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat
dan lebih tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya terjadilah
pengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar sehingga
kekuatannya pun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan begitu
saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko patah
tulang 2 – 3 kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah
tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang bisa muncul secara alamiah
seperti akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak
aktifan tubuh.
- TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TU)
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang osteoporosis selama 30 menit, para lansia diharapkan dapat
mengetahui mengenai cara mencegah osteoporosis.
- TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)
Setelah
dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis di harapkan audiens dapat memahami
1.
Peserta dapat menjelaskan
pengertian osteoporosis dengan benar.
2.
Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan
benar.
3.
Peserta dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis
dengan benar.
4.
Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar.
5.
Peserta dapat menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.
- STRATEGI PELAKSANAAN
Strategi
yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa :
-
Ceramah
-
Tanya
jawab
- DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN
Tahap/ Waktu
|
Kegiatan Pengajar
|
Kegiatan Peserta
|
Pendahuluan
(5 menit)
|
Memberi salam pembuka
dan memperkenalkan diri
Menginformasikan
materi yang akan disampaikan
Menjelaskan tujuan
yang hendak di capai pada akhir penyuluhan
Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan yang dimiliki peserta
|
Menjawab salam &
memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan &
menjawab pertanyaan
|
Penyajian Materi
(15 menit)
|
Menjelaskan
tentang pengertian osteoporosi.
Menyebutkan tanda
dan gejala osteoporosis.
Menyebutkan faktor
resiko yang mempengaruhi osteoporosis.
Menjelaskan
makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis.
Menjelaskan
cara mencegah osteoporosis.
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya seputar materi yang disampaikan
Memberi kesempatan
kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan
Menjelaskan dan
menjawab pertanyaan
|
Mendengarkan dan
memperhatikan
Bertanya
Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan dan
memperhatikan
|
Evaluasi
(5 menit)
|
Memberikan pertanyaan
kepada peserta seputar materi yang telah diberikan
|
Menjawab pertanyaan
|
Penutup
(5 menit)
|
Menyimpulkan Materi
Menutup pertemuan
& mengucapkan salam penutup
|
Mendengarkan
Mendengarkan dan
menjawab salam
|
- MEDIA PENYULUHAN
Media
Penyuluhan yang digunakan:
1.
Materi SAP
2.
Leaflet
3.
PPT
- METODE EVALUASI
1.
Metode Evaluasi : Tanya jawab
2.
Jenis Evaluasi : Lisan
- KRITERIA EVALUASI
1.
Peserta mampu menjelaskan
pengertian osteoporosis dengan benar.
2.
Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan
benar.
3.
Peserta mampu menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis
dengan benar.
4.
Peserta mampu menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar.
5.
Peserta mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis dengan benar.
- MATERI
1.
Pengertian
osteoporosis.
2.
Tanda dan gejala
osteoporosis.
3.
Faktor yang mempengaruhi osteoporosis.
4.
Cara mencegah
osteoporosis.
5.
Makanan yang baik untuk mencegah
osteoporosis.
- MATERI
1.
Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah
penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa masa tulang yang
rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis primer
sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan
penyebab yang belum diketahui. sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh
penyakit yang berhubungan dengan :
a.
Kelainan Hepar
b.
Kegagalan ginjal
kronis
c.
Kurang gerak
d.
Kebiasaan
minuman alcohol
e.
Pemakai
obat-obatan
f.
Kelebihan kafein
g.
Merokok
Osteoporosis
postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita),
yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi
bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki
risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenokkpausal, wanita kulit
putih dan daerah.
2.
Tanda
Dan Gejala Osteoporosis
Tanda – tanda osteoporosis perubahan
tinggi badan, terjadinya patah tulang di pergelangan tangan, tulang belakang
atau panggul setelah terjatuh atau trauma yang ringan.
Gejala osteoporosis meliputi : Nyeri
punggung, hilang tinggi badan, badan membungkuk, tulang mudah
patah.
3.
Faktor
Resiko Yang Mempengaruhi Osteoporosis
Risiko osteoporosis
lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan, amenore, gaya hidup tidak
aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, merokok,
terlalu banyak minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu (termasuk beberapa
obat anti-kejang,dan sebagainya. Kondisi hormonal tertentu juga dapat
mempengaruhi penyakit osteoporosis.
Wanita selain memiliki
resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun resiko ini menjadi meningkat
dengan adanya faktor-faktor dibawah ini :
a.
Merokok
b.
Konsumsi alcohol
c.
Diet rendah
kalsium
d.
Gangguan dalam
hal diet: bulimia dan anoreksi
e.
Menopause yang
lebih awal
Pada usia diatas 30
tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil cadangan kalsium yang ada di
dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya, sehingga pada usia ini pula
resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu bagi wanita yang sudah
berumur 30 tahun dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi suplemen kalsium.
4.
Cara-Cara
Pencegahan Osteoporosis
a.
Rajin berolah
raga
b.
Upayakan
mencapai berat tubuh yang idal
c.
Penuhi kebutuhan
nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan vitamin D
d.
Hilangkan
kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan kafein.
e.
Berjemur ± 15
menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari, membantu tubuh untuk
mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri.
f.
Upayakan
menghindari cedera (khususnya jatuh)
5.
Makanan
Yang Dianjurkan
a.
Susu
Susu merupakan sumber
utama kalsium serta vitamin D. Untuk menjaga kesehatan
tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar kebutuhan kalsium terpenuhi
tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk. Anda pun
bisa mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan susu
seperti keju, es krim dan lain-lain.
b.
Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan
seperti biji labu, almond dan kacang tanah kaya akan magnesium yang
membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya akan asam lemak omega-3 dan alphalinoleic
acid yang membantu menguatkan tulang.
c.
Wortel
Wortel kaya akan alpha-carotene, beta
carotene dan betacryptoxanthin yang
baik untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah
dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila
dibandingkan yang sudah dimasak matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel
sebagai campuran salad. Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas
setiap hari agar Anda memiliki tulang yang kuat.
d.
Sayuran
yang berdaun hijau
e.
Ikan
- DAFTAR PUSTAKA
Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics.
Springfield, IL: 1963.
Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The
worldwide problem of osteoporosis: insights afforded by epidemiology.".