RSS

Konsepsi serta Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi, Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio

 MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
 








Disususun Oleh :
Kelompok 3


Ayu Dinda Hadriyani Purwaningsih
Dahlina Rachmawati
Dana Astria Octaviyanti
Desi Fajriani
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Konsepsi serta Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi, Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.





Jakarta, Maret 2014


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah
Apa itu ovum dan sperma?
Apa itu fertilisasi dan implantasi?
Bagaimana struktur dan fungsi amnion?
Bagaimana struktur fungsi dan sirkulasi tali pusat?
Bagaimana struktur fungsi dan sirkulasi plasenta?
Bagaimana sirkulasi darah fetus?
Bagaimana menentukan usia kehamilan?
Bagaimana menentukan periode kehamilan?

1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Kehamilan sekaligus menambah pengetahuan mengenai konsepsi, embrio, serta pertumbuhan dan perkembangannya.



BAB II
PEMBAHASAN

2.a.                 Ovum
Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal biji (ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm, dengan jumlah kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak wanita, terdapat dalam sel telur ini.
Sel telur manusia, tidak dapat diperbaharui. Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium hanya melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat dipastikan "hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang bertumbuh-kembang sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan dengan bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem informasi genetik manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan semakin besar pula peluang / kemungkinan terjadinya anak dengan kelainan / kecacatan. Secara umum, batasan usia reproduksi sehat bagi wanita berkaitan dengan.

STRUKTUR OVUM
beberapa lapisan pelindung, yaitu :
1.      Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
2.       Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.
3.       Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan) dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan. Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5µ.

2.b. Sperma
Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)''''sperma (yang berarti "benih") dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam jenis reproduksi seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang disebut sel "laki-laki" atau sperma.
Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya akan bertahan hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan tubuh kelangsungan hidup sperma berkurang dan dapat menyebabkan sel mati, mengurangi kualitas sperma. Sel sperma datang dalam dua jenis; "laki-laki" dan "perempuan". Sperma sel-sel yang menimbulkan perempuan (XX) keturunan setelah pembuahan berbeda dalam bahwa mereka membawa kromosom X, sedangkan sperma sel-sel yang menimbulkan laki-laki (XY) keturunan membawa kromosom Y.
Sperma yang pertama kali terlihat pada tahun 1677 oleh Antonie van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop, ia menggambarkan mereka sebagai animalcules (binatang kecil), mungkin karena keyakinannya pada preformationism, yang meskipun masing-masing berisi bahwa sperma manusia sepenuhnya terbentuk tetapi kecil.
Sel sperma terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala berisi inti dengan kromatin yang padat serat melingkar, dikelilingi oleh akrosom anterior, yang berisi enzim yang digunakan untuk menembus sel telur wanita. Bagian tengah memiliki inti berfilamen pusat dengan berputar di sekitar itu banyak mitokondria, digunakan untuk produksi ATP untuk perjalanan melalui rahim, leher rahim perempuan dan tabung rahim. Ekor atau "flagel" mengeksekusi gerakan cambuk yang mendorong spermatosit tersebut.
Pada manusia laki-laki, sel sperma terdiri dari 5 pM kepala oleh 3 pM dan 50 ekor pM panjang. Para flagelata ekor, yang mendorong sel sperma (sekitar 1-3 mm / menit pada manusia) dijahit dalam kerucut elips. Semen memiliki sifat alkali, dan mereka tidak mencapai motilitas penuh (hipermotilitas) sampai mereka mencapai vagina dimana pH basa dinetralkan oleh cairan vagina bersifat asam. Proses bertahap memakan waktu 20-30 menit. Saat ini, fibrinogen dari vesikula seminalis bentuk gumpalan, mengamankan dan melindungi sperma. Sama seperti mereka menjadi hypermotile, fibrinolisin dari prostat melarutkan bekuan, yang memungkinkan sperma untuk kemajuan optimal.

2.c.                 Fertilisasi
Pembuahan adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang danakan menghasilkan zigot. Pada saat ejakulasi akan dikeluarkan 40-150 juta sel sperma yang siap membuahi. Sperma akan bergerak dengan cepat menuju tuba falopii. Sebelum terjadi poses pembuahan, terjadi beberapa proses sebagai berikut.
Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh mukus (lendir) di dalam uterus dan saluran Fallopii, selain itu terdapat beberapa sebab sperma mati yakni pH dari vagina yang asam serta karena sperma berjalan melawan arus. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi pembuahan,membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain masuk.
Proses Meleburnya Sperma dan Ovum
            Ketika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium, maka sel telur akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk). Apabila pada keadaan tersebut terjadi hubungan seksual, maka spermatozoa akan dapat membuahi ovum dalam saluran tuba fallopi tersebut.Spermatozoa akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya. Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk). Pergerakan spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi. Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemui dan membuahi sel telur.Kejadian ini dapat gambarkan seperti seseorang yang berenang di sungai yang searah dengan arus sungai itu, sehingga perenang akan lebih cepat tiba di tempat tujuan.Di depan sudah dijelaskan bahwa prostaglandin yang terdapat di dalam semen dapat merangsang pergerakan dinding Rahim.
Untuk dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang dari 20 juta.Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan yang lain akan mati dan terserap oleh tubuh. Ibarat perlombaan, hanya satu yang akan menjadi pemenang, dan itulah yang akan membuahi sel telur. Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi, sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase yang bertujuan untuk melubangi protein penyelubung telur. Setelah dinding sel telur berlubang, maka sel sperma masuk ke dalam sel telur. Bagian yang masuk adalah kepala dan bagian tengah, sedangkan ekor dari sel sperma terputus dan tertinggal.Akhirnya, terjadilah pembuahan itu.

Hasil pembuahan adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai berikut:
·         Zigot membelah menjadi 2 sel, 4 sel, dan seterusnya.
·         Dalam waktu bersamaan lapisan dinding dalam uterus menjadi tebal seperti spons, penuh dengan pembuluh darah, dan siap menerima zigot.
·         Karena kontraksi oto dan gerak silia diding saluran Fallopii, zigot menuju ke uterus dan menempel di dinding uterus untuk tumbuh dan berkembang.
·         Terbentuk plsenta dan tali pusat yang merupakan penghubung antara embrio dan jaringan ibunya. Fungsi plasenta dan tali pusat adalah mengalirkan oksigen dan zat-zat makanan dari ibu ke embrio, serta menglirkan sisa-sisa metabolisme dari embrio ke peredana darah ibunya.
·         Embrio dikelilingi cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari bahaya benturan yang mungkin terjadi.
·         Embrio berusaha empat minggu sudah menunjukkan adanya pertumbuhan mata, tangan, dan kaki.
·         Setelah berusia enam minggu, embrio sudah berukuran 1,5 cm. Otak, mata, telinga, dan jantung sudah berkembang. Tangan dan kaki, serta jari-jarinya mulai terbentuk.
·         Setelah berusia delapan minggu, embrio sudah tampak sebagai manusia dengan organ-organ tubuh lengkap. Kaki, tangan, serta jari-jariny telah berkembang. Mulai tahap ini sampai lahir, embrio disebut fetus (janin).
·         Setelah mencapai usia kehamilan kira-kira sembilan bulan sepuluh hari, bayi siap dilahirkan.

2.d. Implantasi
Setelah terjadi fertilisasi, zigot mamalia yang terbentuk segera mengalami proses pembelahan (segmentasi|) di dalam oviduk. Selanjutnya blastula (=blastosis - terdiri dari inner cell mass/embrioblas dan trofoblas) akan mengalir ke dalam uterus. Pada manusia, perjalanan zigot yang berkembang di dalam oviduk adalah sekitar 5 hari. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uterus. Selanjutnya, 6-7 hari setelah fertilisasi embrio mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya.
Peristiwa terpautnya embrio pada endometrium uterus induk disebut implantasi (nidasi). Bagian yang pertama kali menyentuh endometrium uterus adalah kutub animal (kitub embrionik), yaitu kutub tempat terdapatnya inner cell mass. Pada waktu itu sel-sel trofoblas mensekresikan enzim-enzim proteolitik yang akan menghancurkan epitelium uterus sebagai jalan untuk berpenetrasinya embrio ke dalam endometrium. Setelah terbentuk “jalan masuk”, trofoblas aakan bertransformasi menjadi 2 lapisan, yaitu sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas. Implantasi pada manusia telah lengkap (yaitu seluruh embrio telah tertanam di dalam endometrium uterus) 12 hari setelah fertilisasi.

Tempat terjadinya implantasi pada manusia:
·         Ø pada bagian posterior uterus (2/3 bagian kasus)
·         Ø pada bagian anterior uterus (1/3 bagian kasus)
Daerah tempat tertanamnya embrio ke dalam endometrium induk disebut tangkai tubuh (body stalk). Daerah ini semula berada di atas amnion. Ketika amnion membesar, embrio bergeser dari tangkai tubuh, sehingga berada di posterior (kauda). Tangkai tubuh akan mengalami pemanjangan dan perampingan menjadi tali pusat (korda umbilikalis).

2.e.  Struktur dan Fungsi Amnion
SELAPUT JANIN (AMNION DAN KORION)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan :
1.    jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara
2.    jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve.
Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :
1.    desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis
2.    desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.
3.    desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.
Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane).
Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.

FUNGSI CAIRAN AMNION :
1.    Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
2.    Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
3.    Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam ronggaamnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4.    Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).
5.    Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

2.f.  Struktur Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit.
Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah umbilicus fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut. Funiculus umbicalis secara normal berinsersi di bagian tengah plasenta.
Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah plasenta sampai ke umbilicus fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.
Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40-50 cm dan diameternya 1-2 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada kehamilan trimester pertama dan kedua relatif banyak, diserta dengan mobilitas bayi yang sering. Sebaliknya, jika oligohidromnion dan janin kurang gerak (pada kelainan motorik janin), maka umumnya tali pusat lebih pendek. Kerugian apabila tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan di sekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh darah khususnya pada saat persalinan.

Stuktur Tali Pusat
Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :
·         Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.
·         Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.
Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.

Fungsi Tali Pusat
Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.

2.g.  Struktur Fungsi dan Sirkulasi Plasenta
           Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuai, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untu hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik burunya faal plasenta.

1. STRUKTUR PLASENTA PEMBENTUKAN PLASENTA
· Pada minggu-minggu pertama perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion.
· Dengan berlanjutnya kehamilan,jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas          membentuk korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti semak-semak)
· Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang bulan ketiga sisi korion  ini menjadi halus dan disebut korion leave.
· Perbedaan pada kutub embrional dan abembrional korion juga dicerminkan pada susunan  desidua. Desidua di atas korion frondosum, desidua basalis, sedangkan desidua diatas yang meliputi kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan bertambahnya besar gelembung korion, lapisan ini menjadi regang dan berdegenerasi.
· Selanjutnya, korion leave bersentuhan dengan dinding rahim pada sisi rahim yang lain dan  keduanya bersatu.
· Rongga rahim kemudian tertutup.
· Oleh karena itu, satu-satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran adalah korion frondosum yang bersama dengan desidua basalis membentuk plasenta.

 SUSUNAN PLASENTA
      Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen :
            a) Bagian janin dibentuk oleh korion frondosum dan vili
b) Bagian ibu dibentuk oleh desidua basalis.

2. FUNGSI PLASENTA
· Nutrisasi Plasenta sebagai alat nutritif. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan :
- Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis bahan makanan maka makin lambat terjadi difusi.
- Sistem enzimatik . Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnya disintesis ke bentuk aslinya dalam bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses enzimatik :
a) Protein dipecah menjadi asam amino
b) Lemak dipecah menjadi asam lemak
c) Hidrat arang dipecah menjadi glukosa
d) Glikogen dipecah menjadi fruktosa
e) Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil
f) Obat-obatan
- Pinositosis . Caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah imunoglobulin G dan albumin.
· Ekskresi Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat pembuanga. Sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung. Zat utama yang diekskresi adalah karbon dioksida ( CO 2 ). Bilirubin juga diekskresi karena sel darah merah diganti relatif sering. Terdapat sedikit pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresi sangat sedikit.
· Respirasi Dalam sirkulasi janin terdapat fetal hemoglobin (F) yang
memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebliknya mudah melepaskan karbon dioksida melalui sistem difusi dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran .
· Produksi Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta adalah :
           a. Korionik gonadotropin
- Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap mengeluarka n estrogen dan progesteron. Korpus luteum berfungsi samapai plasenta sempurna.
- Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormon tes kehamilan.
- Puncaknya tercapai pada hari ke- 60
- Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.
b. Korionik somato-mammotropin
- Hormon untuk metabolisme protein
- Bersifat laktogenik dan luteotropik
- Menimbulkan pertumbuhan janin
- Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak
c. Estrogen Plasenta
- Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron.
- Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim
- Retensi air dan garam
- Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
- Melaksanakan sintesis protein
d. Progesteron
- Permulaan hamil dibuat oleh korpus luteum dan plasenta.
- Penenang otot rahim selama hamil
- Bersama estrogen megaktifkan tubulus dan alveolus payudara.
- Menghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta    menghalangi pengeluaran LH.
· Imunisasi Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4 bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu mellaui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibodi disalurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
· Barrier Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bakteria atau virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalah rahim dihalangi masuk melalui plasenta.
4.    SIRKULASI PLASENTA
Darah janin, mengandung sedikit oksigen. Dipompa oleh jantung janin menuju ke plasenta melalui arteri umbilikus dan diangkut sepanjang cabang ke pembuluh darah kapiler vili korionik. Setelah
membuang karbondioksida dan menyerap oksigen, darah kembali ke janin melalui vena umbilikus. Darah maternal diangkut ke dasar plasenta dalam desidua oleh arteri spiralis dan mengalir ke dalam ruang darah di
sekitar vili. Sirkulasi retroplasentaer terjadi karena aliran darah arteri spiralis dengan tekanan 70 mmHg sampai 80 mmHg sedangkan tekanan darah pada vena di dasar desidua basalis 20mmHg sampai 30mmHg. Diyakini bahwa arah aliran mirip mata air ; darah mengalir ke atas dan membasahi vilus saat disirkulasikan di
sekelilingnya dan mengalir kembali ke dalam cabang-cabang vena uterin. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien. Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki
a.    hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, trasnpor aktif dan pinositosis. Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin. Obat- obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas dari suirkulasi maternal ke sirkulasi janin.sebagian zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.

2.h. Sirkulasi Darah Fetus
              Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim , paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan , pertukaran gas dilakukan
oleh plasenta . Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat . Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus
aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh . Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melaluibvena cafa superior . Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus . Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru- paru.

2.i. Menentukan Usia Kehamilan
Menentukan usia kehamilan dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
1.    Lamanya Amenorhoea (Hari Pertama Haid Terakhir/HPHT)
Perhitungan usia kehamilan dapat dilakukan dengan menanyakan pada Ibu hamil tersebut kapan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) kemudian dihitung perminggu secara manual
2.    Dari tinggiya Fundus Uteri
Menentukan usia kehamilan dapat dilakukan dengan mengukur tinggi Fundus Uteri. Pengukuran tinggi fundus uteri  diatas simfisis pubis di pakai sebagai suatu indikator kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi fundus uteri  juga memungkinkan perkiraan usia kehamian secara kasar. Pengukuran tinggi fundus uteri  juga dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor risiko tinggi: tinggi fundus yang stabil atau menurun dapat mengindikasikan retardasi pertumbuhan intrauterin,peningkatan yang berlebihan dapat menunjukan adanya kehamilan kembar/hidramnion.
Beberapa cara menghitung usia kehamilan dari fundus uteri:
o   Pengukuran tinggi fundus menggunakan pita ukur yang diukur dari tulang simfisis ke fundus uteri
o   Pengukuran tinggi fundus dengan cara mengkombinasikan pengetahuan. Memperkirakan dimana tinggi fundus uteri berada pada setiap minggu kehamilan dihubungkan dengan simfisis, umbilikus dan ujung dari prosesus xipordeus dengan menggunakan lebar jari  penguji sebagai alat ukur
o   Rumus kehamilan, hubungan tinggi fundus dengan tuanya kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (cm) = tuanya kehamilan (bulan)
3,5 cm
 





Atau dapat juga dikemukakan dengan usia kehamilan :
20 minggu                       TFU =20 cm ( 2cm)
24 minggu                       TFU =24 cm ( 2cm)
28 minggu                       TFU =28 cm ( 2cm)
Dan begitu seterusnya.
Tinggi fundus yang dukur dengan centimeter adalah sam dengan usia kehamilan ( .

Hubungan tuanya kehamilan ,besar uterus dan TFU
Akhir bulan
Besar uterus
TFU
1
Lebih besar dari biasa
Belum teraba
2
Telur bebek
Dibelakang simpisis
3
Telur angsa
1-2 jari atas simpisis
4
Kepala bayi
Pertengahan simpisis
5
kepala dewasa
2-3 jari bawah simpisis
6
kepala dewasa
Sepusat
7
kepala dewasa
2-3 jari bawah pusat
8
kepala dewasa
Pertengahann pusat-px
9
kepala dewasa
3 jari bawah Pd
10
kepala dewasa
Sama dengan 8 bulan

·         USG mulai dari umur 4-8 minggu
·         Dari saat mulainya terasa pergerakan anak
Gerakan janin dapat dirasakan oleh ibunya (primigravida) pada kehamilan 18-20minggu , sedangkan pada multigravida sudah dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu.
·         Dari saat mulai terdengarnya Denyut Jantung Janin (DJJ)
DJJ dapat diidentifikasi dengan menggunakan transvaginal ultrasound pada kehamilan 6 minggu, dengan Doppler pada usia kehamilan 10-12 minggu sedangkan dengan pinard’s fetal stethoscope baru dapat terdengar mulai usia kehamilan 20-24 minggu
·         Dari masuk/tidak masuknya kepala ke dalam rongga panggul

2.j.  Menentukan Periode Kehamilan
Ditinjau dari tuanya kehamilan, periode kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
·         Triwulan pertama /0-12 minggu
·         Triwulan kedua / >12-28 minggu
·         Triwulan tiga /> 28-40 minggu
Menentukan Tanggal Perkiraan Persalinan
Menentukan tanggal perkiraan persalinan/Estimated Date Confinement (EDC) atau biasa digunakan istilah Estimated Date Delivery (EDD) dapat diperkirakan dengan menggunakan teori Nagele . Peraturan Nagele menyatakan bahwa untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan digunakan perhitungan : HPHT, hari ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1 (Bobak,2000;296). Dalam istilah kebidanan EDD dikenal juga dengan istilah Taksiran Persalinan (TP).

Contoh soal :
Pada hari Senin tanggal 11 April 2011, Ny.S datang ke BPST mengatakan hamil anak kedua, dengan HPHT tanggal 10 Desember 2010, tentukan perkiraan persalinannya?
HPHT :          10        12        2010
                        +7        -3         +1
TP       :           17       9         2011
Maka, perkiraan persalinannya adalah tanggal 17 September 2011.
Peraturan Nagele beranggapan bahwa wanita memiliki siklus 28 hari dan kehamilan terjadi pada hari-14. Penyesuaian order jika siklus lebih lama atau lebih pendek dari 28 hari,
·         Jika  siklus haid kurang dari 28 hari, maka dikurangi dengan jumlah hari dan tanggal perkiraan persalinan
·         Jika siklus haid lebih lama dari 28 hari,maka ditambah dengan jumlah hari pada perkiraan tanggal kelahiran (TP)
Atas dasar dari peraturan Nagele hanya kira-kira 4-10% wanita hamil akan melahirkan dengan spontan pada perkiraan tanggal persalinan (EDD). Namun sebagian besar wanita melahirkan selama periode memperpanjang dan lebih hari sebelum sampai 7 hari sesudah tanggal perkiraan persalinan (Bobak, 2000;296)



BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

KESIMPULAN

Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan hewan (termasuk manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel telur yang terlindung oleh bakal biji (ovulum). Sel telur manusia, berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm, dengan jumlah kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari pihak wanita, terdapat dalam sel telur ini.
Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα)''''sperma (yang berarti "benih") dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam jenis reproduksi seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang disebut sel "laki-laki" atau sperma.
Pembuahan adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang danakan menghasilkan zigot. Pada saat ejakulasi akan dikeluarkan 40-150 juta sel sperma yang siap membuahi. Sperma akan bergerak dengan cepat menuju tuba falopii.
Setelah terjadi fertilisasi, zigot mamalia yang terbentuk segera mengalami proses pembelahan (segmentasi|) di dalam oviduk. Selanjutnya blastula (=blastosis - terdiri dari inner cell mass/embrioblas dan trofoblas) akan mengalir ke dalam uterus. Pada manusia, perjalanan zigot yang berkembang di dalam oviduk adalah sekitar 5 hari. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uterus. Selanjutnya, 6-7 hari setelah fertilisasi embrio mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya.
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuai, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu   sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untu hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik burunya faal plasenta.




DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Kehamilan
http://ilmubiologi.com/struktur-ovum
http://khanifudin.wordpress.com/2012/03/29/fertilisasi-pada-manusia/
http://bidanku.com/pengertian-fungsi-plasenta-dan-tali-pusar
http://www.kebidanan.org/sirkulasi-darah-fetus
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/kehamilan/tips/menghitung.usia.janin/001/005/1426/1/1

http://www.lusa.web.id/menentukan-periode-kehamilan/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment