RSS

MAKALAH KB DI INDONESIA DAN KIE DALAM PELAYANAN KB

MAKALAH
KB DI INDONESIA DAN KIE DALAM PELAYANAN KB
 






Disususun Oleh :
Kelompok 2
Annisa Pusparini
Astri Susilorini
Ayu Dinda Hadriyani Purwaningsih
Dahlina Rahmawati
Dana Astria Oktavianti
Desi Fajriani



KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “KB Di Indonesia Dan KIE Dalam Pelayanan KB”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.



Jakarta, September 2014

Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya. Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. Tanpa program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998). 

1.2  Rumusan Masalah
Apa yang pengertian dari keluarga berencana?
Apa saja macam-macam keluarga berencana ?
Bagaimana hukum negara terhadap keluarga berencana?
Apa pengertian KIE?
Bagaimana Tujuan KIE dalam pelayanan KB?
Apa saja Jenis kegiatan KIE dalam pelayanan KB?
Bagaimana Prinsip langkah langkah KIE dalam pelayanan KB?




1.3  Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Kesehatan Reproduksi sekaligus menambah pengetahuan tentang KB di Indonesia Dan KIE Dalam Pelayanan KB.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian KB
·         Keluarga Berencana adalah upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
·         Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
·         WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindarikelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantarakehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

B.   Tujuan Program KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak,keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibubayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.



Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1.      Keluarga dengan anak ideal
2.      Keluarga sehat
3.      Keluarga berpendidikan
4.      Keluarga sejahtera
5.      Keluarga berketahanan  Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya  Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C.   Sasaran Program KB
1.      Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
2.      Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
3.      Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
4.      Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
5.      Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
6.      Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
7.      Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
8.      Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
9.      Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
10.  Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

D.    Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencanaKesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakankependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.



E.   Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
·         Strategi dasar
·         Strategi pendekatan

Strategi Dasar
·         Meneguhkan kembali program di daerah
·         Menjamin kesinambungan program
·         Strategi operasional
·         Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
·         Peningkatan kualitas dan prioritas program
·         Penggalangan dan pemantapan komitmen
·         Dukungan regulasi dan kebijakan
·         Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

Strategi pendekatan
1.      Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2.      Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3.      Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4.      Pendekatan kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5.      Pendekatan kemandirian (self rellant approach).
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6.      Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)
Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB
b. 15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
c. 30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB

v  Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :
a.      Tahap perluasan jangkauan
Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :

1)     Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
2)     Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik



b.      Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber-KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum besar
c.      Tahap pembudayaan program KB
Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia. Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan Kukesra.

5.      Pelayanan Keluarga Berencana
Adapun kegiatan / cara operasional pelayanan KB adalah sebagai berikut :
1.      Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik. Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
2.      Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi.
Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga  dengan lingkungan. Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3.      Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4.      Pendidikan KB
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KBbidan, dokter  berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

6.      Hak Konsumen dalam Menggunakan Keluarga Berencana
Hak-hak  konsumen KB
1.      Hak atas informasi
Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan keluarga.
2.      Hak akses.
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan kepercayaan, suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.
3.      Hak pilihan.
Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan menerapkan metode KB.
4.      Hak keamanan
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif.
5.      Hak privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
6.      Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan akan dirahasiakan.
7.      Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan perhatian.
8.      Hak kenyamanan
Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamanan dalam pelayanan.
9.      Hak berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.
10.   Hak keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan selama diperlukan.
11.   Hak ganti rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen.



7.     Metode Kontrasepsi di Indonesia
            Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB Di Indonesia
1.    Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan spermisida.
2.    Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
3.    Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.
4.    Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan. 
5.    Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.



8.       Cara Penyimpanan Alat Kontrasepsi

Jenis Kontrasepsi
Kondisi Penyimpanan
Masa Kedaluwarsa
1. Pil
Simpan di tempat kering, dan jauhkan dari sinar matahari langsung
5 tahun
2. Kondom
Simpan di tempat kering, yaitu suhu > 40°C dan jauhkan dari sinar matahari langsung, bahan kimia, dan bahan yang mudah rusak
3-5 tahun
3. AKDR
Lindungi dari kelembabab, sinar matahari langsung, suhu 15-30°C
7 tahun
4. Spermisida
Simpan pada ruang bersuhu 15-30°C, jauhkan dari temperatur tinggi
3-5 tahun
5. Implant
Simpan di tempat kering, suhu > 30°C
5 tahun
6. Suntik KB
Simpan pada suhu 15-30°C posisi vials tegak lurus menghadap ke atas, jauhkan dari sinar matahari langsung
5 tahun




9.      Penapisan Calon Akseptor KB
Penapisan metode kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implant)
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1.
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2.
Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca salin
3.
Perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah senggama
4.
Ikterus pada kulit atau sklera mata
5.
Nyeri kepala hebat atau gangguan visual
6.
Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak (oedem)
7.
Tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)
8.
Massa atau benjolan pada payudara
9.
Sedang minum obat-obatan epilepsy

Penapisan metode kontrasepsi AKDR
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1.
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
2.
Klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain
3.
Infeksi Menular Seksual (IMS)
4.
Penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik
5.
Haid banyak (> 1-2 pembalut tiap 4 jam)
6.
Haid lama (> 8 hari)
7.
Dismenorhoe berat yang membutuhkan analgetika dan/atau istirahat baring
8.
Perdarahan/perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama
9.
Gejala penyakit jantung valvular atau kongenital





K.  Penapisan metode kontrasepsi mantap
a.    Tubektomi
No.
Keadaan Klien
Fasilitas Rawat Jalan
Fasilitas Rujukan
1.
Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan fisik
K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal
DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, paru atau ginjal
2.
Keadaan emosi
Tenang
Cemas, takut
3.
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
≥ 160/100 mmHg
4.
Berat badan
35-85 kg
> 85 kg ; < 35 kg
5.
Riwayat operasi abdomen/panggul
Bekas SC (tanpa perlekatan)
Op abdomen lainnya, perlekatan atau terdapat kelainan pada px panggul
6.
Riwayat radang panggul, kehamilanektopik, Apendiksitis
Pemeriksaan dalam normal
Pemeriksaan dalam ada kelainan
7.
Anemia
Hb ≥ 8 gr%
Hb < 8 gr %

b.    Vasektomi
No.
Keadaan Klien
Fasilitas Rawat Jalan
Fasilitas Rujukan
1.
Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan fisik
K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal
DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, paru atau ginjal
2.
Keadaan emosi
Tenang
Cemas, takut
3.
Tekanan darah
< 160/100 mmHg
≥ 160/100 mmHg
4.
Infeksi atau kelainan scrotum/inguinal
Normal
Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan
7.
Anemia
Hb ≥ 8 gr%
Hb < 8 gr %



L.   Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajatkesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
  Dampak Program KB terhadap Pencegahan Kelahiran
1.      Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya :
a.         Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek
b.        Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cuku untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya
2.      Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya :
a.         Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan sehat
b.        Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan
3.      Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya :
a.         Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga
b.        Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak
c.         Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata
4.      Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
a.         Memperbaiki kesehatan fisiknya
b.        Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya
5.      Untuk seluruh keluarga, manfaatnya :
Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh pendidikan



KIE DALAM PELAYANAN KB
1.      DEFINISI KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan efek.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVHBnkZ9YdyZFQ4spxxFfi8hFi-cs1K9A7TOdtQrQFv4gnvZMejWPsTwA_e56C4duZFsbbNvv26r27U_JAsEHmmG8pH9OYIXOZQC6rqt-4lhgGttKANvavn4uZZYcQN5It6Kd-_YCb6JPx/s400/bagan-1-proses-komunikasi2.gif

Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan yang disampaikan).
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatanmerupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.



2.      TUJUAN KIE
Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :
v  Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
v  Membina kelestarian peserta KB
v  Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan 
v  Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab

3.      JENIS-JENIS KEGIATAN DALAM KIE
a.       KIE Individu     : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan individu sasaran program KB.
b.      KIE Kelompok : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan kelompok (2-15 orang)
c.       KIE Massa        : Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.

4.      PRINSIP KIE : Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah:
a. Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah
b. Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya
c. Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
d. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
e. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu



5.      KONSELING KELUARGA BERENCANA
a.       DEFINISI
proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan KB dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan

b.      TUJUAN
1)      Meningkatkan penerimaan
Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien
2)      Menjamin pilihan yg cocok
Menjamin petugas dank lien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien
3)      Menjamin penggunaan yg efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut
4)      Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efeksampingya.



c.       JENIS KONSELING KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu :
1)      Konseling Awal
–     Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
–     Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membentu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya
–     Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :
•      Menanyakan langkah yg disukai klien
•      Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya

2)      Konseling Khusus
–     Memberi kesempatan k/ untuk bertanya ttg cara KB dan membicarakan pengalamannya
–     Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg diinginkannya
–     Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya
3)      Konseling Tindak Lanjut
–     Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
–     Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat



d.      LANGKAH KONSELING
1)   GATHER
G  : Greet : Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask:  Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
T : Tell :Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya penyelesaiannya
H  : Help : Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E   : Explai : Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R   : Refer/Return visi : Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang).

2)   Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
SA           : Sapa dan salam
v  Sapa klien secara terbuka dan sopan
v  Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
v  Bangun percaya diri pasien
v  Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

T            : Tanya
v  Tanyakan informasi tentang dirinya
·         Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
·         Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U            : Uraiakan
·         Uraikan pada klien mengenai pilihannya
·         Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU                   : Bantu
·         Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
·         Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J             : Jelaskan
·         Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
·         Jelaskan bagaimana penggunaannya
·         Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U            : Kunjungan Ulang
·         Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.

e.       Tahapan konseling dalam pelayanan KB
•      Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan sebagai berikut : KIE Motivasi  Bimbingan  Rujukan  KIP/K  yan. Kontrasepsi  Tindak lanjut


1)   KEGIATAN KIE
a)      Sumber informasi pertama tentang jenis alat/ metode KB dari petugas lapangan KB
b)      Pesan yang disampaikan :
•      Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga
•      Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya dengan cara kerja dan metode kontrasepsi)
•      Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara kerjanya serta lama pemakaian

2)   Kegiatan Bimbingan
a)      Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB
b)      Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi lebih objektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi syarat
c)      Bila iya  rujuk ke KIP/K

3)   Kegiatan Rujukan
a)      Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan pelayanan KB
b)      Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi




4)   Kegiatan KIPK/K
v  Tahapan dalam KIP/K
a)      Menjajaki alasan pemilihan alat
b)      Menjajaki klien sudah mengetahui/ paham ttg alat kontrasepsi tsb
c)      Menjajaki klien tahu/tdk alat kontrasepsi lain
d)      Bila belum, berikan informasi
e)      Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali
f)       Bantu klien mengambil keputusan
g)      Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya
h)      Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling

5)   Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
a)      Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
b)      Bila tidak ada kontra indikasi  pelayanan kontrasepsi dapat diberikan
c)      Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent
6)   Kegiatan Tindak Lanjut
a)      Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada PLKB

f.        INFORMED CONSENT
1)   Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
2)   Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan tertulisi ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan (klien) dlm keadaan sadar dan sehat 

g. Prinsip langkah langkah KIE dalam pelayanan KB
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah :
1.      Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah.
2.      Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu ( status pendidikan, social ekonomi dan emosi) sebagaimana adanya.
3.      Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
4.      Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari – hari.
5.      Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan risiko yang dimiliki ibu.
6.      Pemantapan kelestarian ber_KB dengan metode kontrasepsi efektif terpilih.
7.      Mengarahkan gerakan KB nasional kepada gerakan yang menuntut partisipasi dari seluruh masyarakat.
8.      Menumbuhkan lingkungan yang mendukung terhadap peningkatan penggunaan kontrasepsi.
9.      Meningkatkan kualitas pelayanan KIE melalui analisa sasaran yang semakin tajam ,kesepakatan pengelola program, perkembangan isi pesan yang berkaitan dengan reproduksi sehat.




©      Langkah-Langkah yang diLakukan sbb:
·         Menentukan sasaran
·         Srategi
·         Isi pesan
·         Indikator Keberhasilan
·         Waktu
·         Tempat

Beberapa tahap dalam proses penerimaan atau penolakan seseorang terhadap keluarga berencana dalam kegiatan penerangan dan motivasi Keluarga Berencana adalah sbb:
1.       Tahu Secara Sepintas (awarenest)
Individu mengetahui adanya KB ,tetapi ia belum mempunyai informasi yang mendalam tentang sifat dan kegunaan gagasan tersebut.Ia mengetahui adanya KB dari berbagai sumber surat kabar ,radio ,TV dan lain-lain.
2.      Tertarik (interest )
Individu mulai menaruh perhatian terhadap persoalan KB ,dalam taraf ini individu ingin mengetahui lebih banyak tentang KB dengan sungguh-sungguh keterangan-keterangan atau penjelasan-penjelasan yang diperolehnya dari berbagai sumber.
3.      Penilaian (Evaluation)
Setelah individu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang KB ,ia akan menilai untung ruginya KB bagi dirinya dan keluarganya.
4.      Percobaan (Trial)



Dalam tahap ini individu mencoba menjalankan metoda atau cara KB yang diinginkannya.
Hasil dari percobaan ini ada dua kemungkinan:
1.      Menerima dan melaksanakan KB (adopsi)
2.      Menolak Keluarga Berencana (KB)
  
©      Adopsi (Menerima atau Melaksanakan sesuatu yang baru)
a.       Terus Adopsi
b.      Kalau individu terus merasa puas ,baik dari segi alat atau obat pencegah kehamilan maupun dari segi pelayanan petugas KB ,ia akan terus menerima dan melaksanakan KB.
c.       Kemudian Menolak
d.      Kalau individu merasa sudah menerima dan melaksanakan KB kemudian merasa tidak puas ,baik karena obat /akibat pencegah kahamilan yang dipakai maupun akibat pelayanan petugas KB yang mengecewakannya,maka ia menolak yang berarti berhenti menerima dan melaksanakan KB.Keadaan ini bisa kita kenal sebagai” drop out”.
Apabila dalam tahap tahap percobaan (trial) individu merasa tidak puas atau tidak senang ,ia akan menolak KB.Dalam hal ini petugas KB hendaknya dapat memberikan bimbingan dan pembinaan terus-menerus ,serta tidak merasa kecewa karena individu seperti ini masih mempunyai 2 kemungkinan yaitu sbb:
1)      Terus Menolak
Kalau individu tersebut merasa tidak puas dan tidak senang maka ia akan menolak
2)      Kemungkinan Menolak
Kalau kemudian ternyata ia merasa puas dan senang ,sesudah mendapat bantuan petugas KB,maka ia akan menerima




BAB III
PENUTUPAN

 Kesimpulan
Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam pelayanan kebidanan mempunyai tujuan antara lain mendorong dan meningkatkan pengetahuan,sikap dan praktek KB pada masyarakat sehingga tercapai penambahan peserta baru, dan kelestarian peserta KB.
Adapun jenis-jenis kegiatan dalam KIE antara lain KIE massa, KIE kelompok KIE perorangan. Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE dalam memperlakukan klier dengan sopan, baik dan ramah; memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu; memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami; menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari dan menyesuikan isi penyuluhan dengan keadaan dan risiko yang dimiliki ibu.

 Saran
Adapun saran penulis khususnya kepada para pembaca
1.      Untuk bidan
Bidan lebih menngkatkan kualitas pelayanan KIE dalam program KB
2.      Untuk mahasiswa
Mahasiswa bisa mengaplikasikan program KIE dalam pelayanan KB
3.      Untuk Institut Pendidikan
Mengembangkan teori baru dan memonitori mahasiswa dalam praktek
4.      Untuk masyarakat
Bagi masyarakat khususnyya para ibu,memberikan informasi tentang KB sehingga masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang KB


Jangan lupa check my instagram @shoppeshop30
Ada kuota dan banyak outfit terbaru looh :)
Follow, like, and share yaa :) Gomawo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment