MAKALAH
MEMBERIKAN ASUHAN PADA IBU BERSALIN PADA KALA III
![]() |
Disususun Oleh :
Kelompok 3
Ayu Dinda Hadriyani Purwaningsih
Dahlina Rahmawati
Dana Astria Oktavianti
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur
kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Memberikan Asuhan Pada Ibu Bersalin Pada Kala III”.
Makalah ini
telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu
kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, September
2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fase
pengeluaran plasenta dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir
dengan lahirnya plasenta. Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi
pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya
plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi/marginal (Matthews-Duncan) jika tidak disertai
perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal. Pelepasan plasenta
terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada
keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di
atas pusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pemantauan
ibu pada kala III?
Apa saja kebutuhan ibu
pada kala III?
Apa saja management
kala III menurut 7 langkah varney?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Asuhan Kebidanan II sekaligus
menambah pengetahuan tentang
memberikan asuhan pada ibu bersalin pada kala III.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemantauan Kala III
1.
Kontraksi
Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama
melakukan manajemen aktif kala III ( ketika Ptt), sampai dengan sesaat setelah
plasenta lahir. Pemantauan kontraksi dilanjutkan selama satu jam berikutnya
dalam kala IV.
Penanganannya:
·
Memberikan
oksitosin dengan segera
·
Lakukan
penengan tali pusat ( PTT ) dengan cara: satu tangan diletakan pada korpus
uteri tepat diatas simfisis phubis. Selama berkontraksi tangan mendorong korpus
uteri dengan gerakan dorsol kranial tangga yang satu memengang tali pusat
dengan klem 5 - 6 cm di depan vulva jaga tahanan ringan pada tali pusat dan
tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit) selama kontraksi, lakukan tarikan
terkendali pada tali pusat yang terus menerus dalam tegangan yang sama dengan
tangan uterus.
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi tangan
pada uterus merasakan kontraksi ibu dapat juga memebritahu petugas ketika iya
merasakan kontraksi ketika uterus sedang tidak berkontraksi tangan petugas
dapat tetap berada pada uterus tetapi bukan melakukan PTT. Ulangi
langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai plasenta terlepas.
·
Pemijatan
uterus ketika plasenta lahir.
Setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan masase fundus
agar menimbulkan kontraksi untuk menggurangi pengeluaran darah mencegah
perdarahan.
2.
Robekan
Jalan Lahir
Selama melakukan PTT ketika tidak ada kontraksi, bidan
melakukan pengkajian terhadap robekan jalan lahir dan perinium. Pengkajian yang
dilakukan seawal mungkin sehingga bidan dapat segera menentukan derajat robekan
dan teknik jahitan yang tepat yang akan digunakan sesuai dengan kondisi pasien.
Bidan memastikan jumlah darah yang keluar adalah akibat robekan jalan lahir
atau karena pelepasan plasenta.
Robekan yang terjadi bisa ringan ( lecet , laserasi),
luka episiotomi, robekan perineum spontan derajat ringan sampai ruptur perinei
totalitas ( sfingter ani terputus) robekan pada dinding vagina, forniks teri,
serfviks, daerah sekitar klitoris dan uretra dan bahkan terberat ruptura teri. Oleh
karena itu, pada setiap persalinan hendaklah dilakukan inspeksi yang teliti
untuk mencari kemungkinan adanya robekan
ini. Perdarahan yang terajadi pada kontraksi uterus baik, biasanya, karena
adanya robekan atau sisanya plasenta.pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara
melakukan inspeksi pada vulva, vagina, dan servis, dengan memakai spekulum
untuk mencari sumber perdarahan dengan irik warna darah yang merah segar dan
pulsatif sesuai dengan denyut nadi. Perdarahan karena ruptura teri dapat diduga
pada persalina macet atau Asep, atau uterus dengan lokus minoris resisntensia
dan adanya atonia uteri dan tanda cairan bebas intraabdominal. Semua sumber
perdarahan terbuka harus diklem, diikat, dan luka ditutup dengan jahitan cat-
gut lapis demi lapis sampai perdarahan
berhenti.
Teknik pejahitan memerlukan asisten, anestesi lokal, penerangan lampu yang cukup
serta spekulum dan memperhatikan kedalaman luka. Bila penderita kesakitan dan tidak
kooperatif, perlu mengundang sejawat anestesi untuk ketenangan dan keamanan
saat melakukan homeostasis.
3.
Robekan
perinium
Robekan
perinium di bagi atas 4 tingkat :
·
Tingkat
1 : robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai
kulit perinium.
·
Tingkat
2 : robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei transversalis,
tetapi tidak mengenai sfingter ani.
·
Tingkat
3 : robekan menganai perinium dengan otot sfingter ani.
·
Tingkat
4 : robekan mengenai perinium sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa
rectum.
4.
Tanda
–tanda vital dan Hygiene
Tanda
vital ibu diperiksa :
2 sampai 3 kali dalam 10 menit pertama, setiap 15
menit pada satu jam pertama, setiap 20
sampai 30 menit pada jam ke dua.
Hygiene :
Menjaga kebersihan
tubuh pasien terutama didaerah Genetalia sangat penting dilakukan untuk
menggurangi kemungkinan kontaminasi terhadap luka robekan jalan lahir dan
kemungkinan infeksi intrauterus. Pada
kala III kondisi pasien sangat kotor akibat pengeluaran air ketuban, darah,
atau feces saat proses kelahiran janin. Setelah plasenta lahir lengkap dan
dipastikan tidak ada perdarahan, segera keringkan bagian bawah pasien dari air
ketuban dan darah. Pasang pengalas bokong yang sekaligus berfungsi sebagai penampung
dara ( underped) jika memang dipertimbangkan untuk menampung darah yang keluar
untuk kepentingan penghitungan volume darah, maka pasang bengkok dibawah bokong
pasien.
B.
Kebutuhan
Ibu Pada Kala III
1.
Dukungan
mental dari bidan atau keluarga atau pendamping.
2.
Penghargaan
terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui.
3.
Informasi
yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang dan tindakan apa yang akan
dilakukan
4.
Penjelasan
mengenai apa yang harus ia lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran plasenta,
yaitu kapan saat meneran dan posisi apa yang mendukung untuk plepasan dan
kelahiran plasenta.
5.
Bebas
dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah oleh darah dan air ketuban.
6.
Hidrasi.
C. Manajemen Kebidanan Kala III Menurut 7 Langkah Varney
PENGKAJIAN
1.
Data
Subjektif
a.
Pasien
mengatakan bahwa bayinya telah lahir
b.
Pasien
mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran
c.
Pasien
mengatakan bahwa plasenta belum lahir.
2.
Data
Objektif
a.
Jam
bayi lahir spontan
b.
Perdarahan
vagina
c.
TFU
d.
Kontraksi
uterus: itensitasnya ( kuat, sedang, lemah, atau tidak ada ) selama 15 menit
pertama.
INTERPRETASI DATA
Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III
beserta kondisi normalnya dan mengkaji
adanya diagnosis masalah atau tidak.
DIAGNOSIS POTENSIAL
Pada langkah ini bidan memprediksi apakah kondisi pasien
sebelumnya mempunyai potensi untuk meningkat ke arah kondisi yang semakin
buruk.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Dilakukan jika ditemuka diagnosis potensial
PERENCANAAN
1.
berikan
pujian kepada pasien atas keberhasilannya dalam melahirkan janinnya
2.
lakukan
manajemen aktif kala III
3.
Pantau
kontraksi uterus
4.
beri
dukungan metal pada pasien
5.
berikan
informasi mengenai apa yang harus dilakukan oleh pasien dan pendamping agar
pres pelahiran plasenta lancar.
6.
jaga
kenyamanan pasien dengan menjaga kebersihan tubuh bagian bawah
( perinium)
EVALUASI
Menggambarkan hasil
pengamatan terhadap keefektifan asuhan yang diberikan. data yang
tertulis pada tahap ini merupakan data fokus untuk kala berikutnya yang mencakup
data subjektif dan objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
asuhan kebidanan pada ibu bersalin penerbit Salemba Medika hal 165
Ilmu
kebidanan Sarwono Prawihardjo hal 526, 2012
Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2011 hal N-19
IBI,
hal 463.
Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal hal 43
Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal hal 43
Jangan lupa check my instagram @shoppeshop30
Ada kuota XL murah dan outfit terbaru looh
Follow, like, and share. Gomawo :)
0 comments:
Post a Comment